www.sbobet.com

Claudio Ranieri Sang Pembangun Tim

Claudio Ranieri Sang Pembangun Tim

Ligainggris.net,- Nama Claudio Ranieri tampaknya tidak terdengar asing di telinga para penggemar sepakbola Eropa, dimana tercatat hingga saat ini “The Tinkerman” tercatat pernah menangani beberapa klub besar seperti Juventus, AC Milan Atletico Madrid, Valencia dan Chelsea.

Awal musim ini publik dibuat bertanya-tanya dengan keputusan manajemen Leicester City yang menunjuk pelatih berambut putih ini menjadi manajer utama mereka untuk musim 2015/2016. Keputusan tersebut diambil setelah pelatih sebelumnya mengundurkan diri menyusul hasil kurang memuaskan yang diraih oleh tim ini di musim 2014/2015.

Keputusan yang tak sedikit membuat banyak orang mengernyitkan dahi, bagaimana tidak ? Claudio Ranieri saat itu berstatus tidak lagi memiliki klub yang dilatihnya sejak Yunani mendepaknya dari kursi manajer umum. Delapan bulan berstatus tanpa klub membuat dirinya hanya menjadi pilihan nomor sekian untuk dipilih menjadi arsitek sebuah tim.

Sejumlah komentar dan prediksi beberapa kolumnis pun tidak sedikit yang menyatakan Ranieri akan menjadikan Leicester menjadi klub yang lebih buruk di bandingkan musim sebelumnya ( Leicester City finish di peringkat 14 liga Inggris 2014/2015 ). Seperti Chris Forryan yang merupakan kolumnis Metro.

Menurut Forryan kala itu, penunjukkan Ranieri yang walaupun memiliki segudang pengalaman melatih di berbagai klub Eropa, akan membuat Leicester menjadi lebih buruk. Alasannya karena Ranieri memiliki kebiasaan untuk melakukan rotasi pemain, yang membuat dirinya dijuluki Tinkerman.

Latar Belakang

Ranieri Dengan Klub Pertamanya AS Roma

Ranieri Dengan Klub Pertamanya AS Roma

Lahir 20 Oktober 1951 di Roma Italia, karir awal Ranieri dimulai dengan bergabung bersama klub kelahirannya AS Roma pada tahun 1973. Selama berkarir sebagai pemain, Ranieri terkenal sebagai pemain full bek yang amat pintar membaca permainan. Namun karirnya bersama AS Roma tidak panjang, hanya menjalani 2 musim kompetisi bersama klub ibukota Italia tersebut, Ranieri memutuskan untuk hijrah ke Cantanzaro di tahun 1974, dimana bersama klub barunya ini Ranieri menghabiskan hampir seluruh waktunya sebagai pemain.

Cantanzaro adalah klub yang bermain di divisi B Italia masa itu, Ranieri membantu tim nya meraih dua kali promosi dalam 6 tahun bersama dengan klub asal Selatan italia tersebut. Ranieri pun sempat pindah ke Catania dan Palermo ( keduanya juga masih bermain di divisi B Italia ) serta membantu keduanya membantu kedua tim tersebut meraih promosi sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai pemain.

Karir Kepelatihan

Claudio Ranieri adalah pelatih yang sudah kenyang akan pengalaman, dengan segudang pengalamannya melatih 14 klub dari 5 negara yang berbeda selama 29 tahun. Ranieri juga dikenal sebagai manajer yang amat dekat dengan pemain serta media. Reputasinya sebagai pelatih yang gemar menggunakan pemain muda, dan pintar memotivasi pemain menjadi andalannya dalam melatih sebuah tim.

Petualangannya sebagai pelatih dimulai dari menangani klub kecil di Italia Lamenti dan Campania. Pencapaian terbesarnya kala itu adalah saat menukangi Cagliari di tahun 1987, saat sukses membawa Cagliari meraih promosi dari divisi C1 hingga ke Serie A.

Ranieri Bersama Napoli Awal 1990-an

Ranieri Bersama Napoli Awal 1990-an

Raksasa sepakbola Italia saat itu kepincut dengan keberhasilan Ranieri yang sedang berada dalam masa transisi usai ditinggal oleh mega bintangnya Diego Maradona. Dibawah tangan dinginnya Napoli dibawa ke peringkat ke 4 liga pada musim pertamanya. Dan ditangannya pula lah pemain bintang lainnya lahir yaitu Gianfranco Zola yang mencetak 12 gol di liga pada musim 1991/1992.

Tantangan lebih besar mendatangi Ranieri, yang memutuskan bergabung dengan Fiorentina di tahun 1993 yang kala itu bermain di Serie B. Ranieri dengan cepat membawa “La Viola” meraih title juara Serie B hanya dimusim pertamanya bersama Fiorentina. Dengan mengandalkan Gabriel Batistuta sebagai juru gedor, Fiorentina menjadi tim yang paling mengejutkan Serie A kala itu.

Fiorentina meraih gelar Piala Coppa Italia pada tahun 1996 dengan mengalahkan Atalanta di final, yang ditambah dengan gelar Super Coppa Italia ditahun yang sama dengan mengalahkan klub penuh bintang AC Milan di San Siro.

Finish di peringkat ketiga Liga Italia saat itu yang ditambah pula dengan penampilan yang impresif dari Fiorentina di kejuaraan Eropa “Cup Winners Cup, mencapai babak semifinal hanya kalah dari raksasa Spanyol, Barcelona.

Ranieri kemudian memutuskan untuk meninggalkan negara asalnya, Italia untuk mencoba peruntungannya di negri asing. Spanyol adalah negara pertama yang dicoba untuk ditaklukkan oleh Ranieri bersama Valencia.

Bersama Valencia

Bersama Valencia

Bersama Valencia, tugas maha berat sudah menantinya, yaitu menghentikan dominasi Barcelona dan Real Madrid di persepakbolaan liga Spanyol. Ranieri menerima tantangan tersebut dan berhasil membawa klub berlogo kelelawar tersebut menembus babak kualifikasi Liga Champions.

Gelar di liga domestik Spanyol pun diraih lewat pertandingan – pertandingan mengejutkan mengalahkan Barcelona dan Real Madrid sebelum mencapai Final dengan kemenganan agregat 7 – 5 atas Barcelona dan 7 – 2 atas Real Madrid, sebelum mengalahkan Atletico Madrid 3 – 0 di partai puncak.

Atletico yang tertarik menggunakan jasanya, akhirnya berhasil mendatangkan Ranieri ditahun 1999. Namun serangkaian kesulitan finansial yang melibat tim sekota Real Madrid ini menghambat kerja dari Claudio Ranieri. Ranieri akhirnya hanya bertahan selama semusim bersama klub ibukota Spanyol tersebut untuk menerima pinangan Chelsea pada September 2000.

Adalah bersama Chelsea untuk pertama kalinya Ranieri mendapatkan respek yang amat besar dari berbagai suporters di Inggris yang terkenal keras, tidak hanya dari kerjanya yang impresif dalam membangun tim namun juga dari kejujuran, semangatnya, dan kesetiannya yang menginspirasi para pemain-pemainnya.

Bersama Chelsea, Ranieri sukses menggembleng John Terry menjadi andalan Chelsea bertahun-tahun kedepan. Di akhir musim Chelsea sukses dibawa ke peringkat ke 4 liga Inggris dengan kemenangan mengesankan atas Liverpool di hari terakhir.

Bersama Chelsea Musim 2000- 2004

Bersama Chelsea Musim 2000- 2004

Kedatangan Roman Abramovic ditahun 2003 yang memberikan dana segar berlimpah, Claudio Ranieri mendapatkan kesempatan untuk mendatangkan pemain-pemain kelas dunia ke Chelsea. Namun walau meraih peringkat ke dua di liga Inggris dan mencapai babak semifinal Liga Champions, Claudio Ranieri dipecat oleh manajemen Chelsea yang digantikan oleh Jose Mourinho.

Dipecatnya Ranieri oleh Chelsea membuka kedatangannya kedua kali ke Valencia pada bulan Juni 2004. Ranieri meraih gelar Super Cup setelah mengalahkan Porto.

Tahun 2007 Ranieri kembali pulang ke negaranya Italia bersama Parma yang sedang berjuang untuk menyelamatkan diri dari degradasi. Kepercayaan dari manajemen dan suporter Parma saat itu dibalas langsung dengan membawa Parma menduduki peringkat ke 12 klasemen akhir Serie A Italia.

Raksasa Italia saat itu, Juventus yang sedang mengalami masa transisi setelah baru saja kembali dari Serie B ke Serie A. Ranieri pun tidak mengecewakan bersama Juventus. Si Nyonya Tua dibawanya meraih peringkat ke 3 di akhir musim pertamanya di Serie A.

Claudio Ranieri Bersama AS Monaco

Claudio Ranieri Bersama AS Monaco

Kebersamaan bersama Juventus harus berakhri di musim 2009 untuk menangani klub pertamanya AS Roma. Tahun pertamanya bersama Roma hampir seperti cerita dongeng, Roma dibawanya meraih peringkat pertama liga dengan catatan tidak terkalahkan dalam 23 pertandingan awal. Namun Inter Milan berhasil merebut gelar liga dan Coppa Italia, di minggu-minggu terakhir kompetisi Serie A.

Musim 2010/2011, Ranieri menerima tawaran dari raksasa Italia, Inter Milan. Namun kebersamaan mereka tidak berlangsung lama setelah di bulan Mei 2012 Ranieri memutuskan untuk bergabung bersama klub Prancis AS Monaco yang saat itu masih bermain di League 2 Prancis.

Hanya semusim di Ligue 2, AS Monaco dibawa Ranieri menjadi juara liga dan di musim berikutnya berhasil finish di peringkat ke 2 Ligue 1. Kegagalannya meraih trophy walau sudah mendatangkan pemain-pemain dunia seperti Radamel Falcao, dan James Rodriguez berujung pemecatan terhadap dirinya.

Ranieri meninggalkan AS Monaco pada tahun 2014 dan mulai menangani tim internasional dengan menukangi Yunani. Yunani menjadi tim terakhirnya sebelum memutuskan bergabung bersama Leicester City pada bulan November.

Claudio Ranieri, Sang Pembangun Tim 

Memang melihat track-rekord Ranieri selama hampir 30 tahun tersebut memang terlihat Ranieri tidak terlalu sukses dalam hal perolehan gelar / piala. Prestasi terbaiknya adalah meraih trophy turnamen seperti Coppa Italia, Super Coppa, Copa del Rey, UEFA Intertoto, dan UEFA Super Cup. Ironisnya belum pernah sekalipun Claudio Ranieri mendapatkan gelar juara liga.

Claudio Ranieri Bersama Gianfranco Zola

Claudio Ranieri Bersama Gianfranco Zola

Namun prestasi terbaik dari Ranieri ini memang bukan terletak pada perolehan gelar atau trophy, melainkan kehebatannya dalam membangun tim seperti dalam rekam jejak tim yang dilatihnya diatas. Menciptakan fondasi bagi sebuah tim menjadi salah satu kehebatan yang dimiliki oleh Claudio Ranieri ini.

Hal ini terlihat dari jejak sejarahnya di beberapa klub yang ditinggalkannya seperti Cagliari yang langsung dibawanya promosi dua musim beruntun dari C1 hingga ke Serie B dan akhirnya Serie A di tahun 1990. Namun Ranieri hanya mampu membawa Cagliari ke papan tengah Serie A, sepeninggal Ranieri, Cagliari dimanajeri oleh Carlo Mazzone yang mampu melaju hingga ke babak semifinal Piala UEFA.

Begitu juga dengan Napoli yang menjadi klub berikutnya. Napoli berhasil dibawanya ke peringkat 4 dimana sebelumnya hanya berada di peringkat ke 8. Selain itu dia juga mampu menjadikan Gianfranco Zola menjadi legenda berikutnya sepeninggal Diego Maradona.

Bersama Fiorentina, Ranieri bertahan hingga 4 musim. Setelah dibawanya promosi ke Serie A dimusim pertamanya, La Viola berhasil meraih gelar pertamanya dalam 20 tahun bersama Ranieri dengan merebut gelar Coppa Italia.

Bersama John Terry di Chelsea

Bersama John Terry di Chelsea

Hal serupa juga terjadi di tim-tim berikutnya yang ditangani oleh Claudio Ranieri. Hingga akhirnya bersama Leicester City musim 2015/2016 ini. Leicester City pun musim ini menjadi tim kejutan di Liga Inggris.

Hingga pekan ke 25, Leicester City mampu bertahan di peringkat pertama klasemen liga dengan berselisih 5 poin dari Tottenham Hotspur. Bahkan hingga usai pekan ke 25 musim 2015/2016 ini, Leicester City menjadi tim paling produktif dan memiliki rekor terbaik dari pertandingan tandang.

Mampukan Ranieri meraih gelar liga pertamanya bersama Leicester City musim ini ??

Profil dan Data Claudio Ranieri

 

Informasi Personal
Tanggal Lahir 20 October 1951 (age 64)
Tempat Lahir Rome, Italy
Posisi Pemain Defender
Informasi Klub
Tim Saat Ini Leicester City (manager)
Karir Senior ( Sebagai Pemain )
Tahun Tim Penampilan Gol
1973–1974 Roma 6 (0)
1974–1982 Catanzaro 225 (8)
1982–1984 Catania 92 (1)
1984–1986 Palermo 40 (0)
Total 363 (9)
Sebagai Manager
1986–1987 Lametini
1987–1988 Puteolana
1988–1991 Cagliari
1991–1993 Napoli
1993–1997 Fiorentina
1997–1999 Valencia
1999–2000 Atlético Madrid
2000–2004 Chelsea
2004–2005 Valencia
2007 Parma
2007–2009 Juventus
2009–2011 Roma
2011–2012 Inter Milan
2012–2014 Monaco
2014 Greece
2015– Leicester City

Hasil dan Rekor di Premier League 

  • Jumlah Pertandingan : 146
  • Menang : 76
  • Draw : 37
  • Kalah : 33
  • Jumlah Gol : 262
  • Kebobolan : 142
  • Jumlah Poin : 265

Claudio Ranieri Dalam Angka

  • 14 : Jumlah tim yang sudah ditangani
  • 9 : Gelar Mayor yang diraih sebagai Manager
  • 2 : Gelar Premier League Manager Bulan Ini
  • 52 : Persentase kemenangan di Premier League
  • 6 : Penampilan bersama klub pertamanya AS Roma
  • 5 : Jumlah negara tempat Ranieri melatih
Silakan daftar untuk memasang taruhan bola Liga Inggris, Dengan anda bergabung bersama Indoklik88 yang merupakan agen resmi SBOBET di Indonesia. Maka anda akan mendapatkan akun ID secara gratis serta mendapatkan bonus dari game yang pertama kali anda mainkan.

ID Akun resmi ini sudah support dengan bank lokal seperti BCA, BNI, BRI, atau Mandiri sehingga dengan minimal deposit Rp 50.000,- dan minimal taruhan adalah Rp. 25.000, anda sudah dapat bermain - Jadi, Langsung saja anda melakukan registrasi akun SBOBET, Maxbet, atau 368bet di bawah ini!

Silahkan hubungi Customer service jika ada pertanyaan atau panduan teksnis lainnya
SMS : +855-77976536
BBM : 2B42F147
WhatsApp : +855-77976536
ID Wechat: indoklik88
ID line: indoklik88

Tags: , claudio, , , , , , , pembangun, , ranieri, sang, tim
About

SPBO Handicap Asian Betting daftar cf88id daftar s1288 agen judi tembak ikan game judi tembak ikan daftar maxbet poker online uang asli Cara Daftar SBOBET Casino 338a link maxbet link sbobet cara buat akun sbobet daftar spade77 cara daftar ion777 cara register id akun maxbet sbobet mobile login ion casino daftar maxbet cara registrasi id sbobet daftar pokerplace88 domino online daftar game tembak ikan android s128 sabung ayam online s128 cara download poker android Daftar IDN Bola Sports Daftar IDN Sports Bola Daftar Akun IDN Play Terbaru Daftar IDN Sbobet Sports http://www.judiclassicgames.com/ http://www.login-sbobet.net/ http://www.daftarclassicgamesbobet.com/ http://www.taruhansbobet.org/ http://www.sabungayams128.org/ http://www.daftarslotsbobet.com/ http://www.daftarsupersixsbobet.com/ http://www.slotjoker123.com/ http://www.slotsioncasino.com http://www.adu-banteng.com/ http://www.adu-kerbau.com/ http://www.balapanjings128.com/ http://www.1628club.net/ http://www.play1628club.com/ http://www.balapkudas128.com/ Agen IDN Fantan Indonesia http://www.play1628games.com/ http://www.play-168.com/ http://www.idnpromo.com/ www.daftarsbobetbola88.com osg777 daftar s128 daftar sabung ayam bluebet66 cbet hondablack osg777 osg88 osg777 live chat 918kiss s128 sabung ayam